Ketiika tahun 2018 menjadi tahun yang penuh dengan inovasi serta pertumbuhan eksponensial bagi sektor agritech, maka tahun 2019 dapat menjadi awal bagi pengusaha agribisnis, pemerintah dan petani untuk fokus berkolaborasi pada pengembangan sektor ini dengan lebih baik.
Secara geografis, wilayah dan ragam produksi pangan serta pertanian di Asia Pasifik sangatlah besar. Dilansir dari Entrepreneur.com (18/1/2019), beberapa ahli telah memprediksi adanya peningkatan fokus dari investor di beberapa bidang teknologi pertanian pada tahun 2019 ini. Menurut Michael Dean, Co-Founder dari AgFunder dan Krishna Kumar, Founder & CEO dari CropIn Technology, berikut adalah tren teknologi pertanian yang harus diperhatikan pada tahun 2019 :
Inovasi Teknologi
Teknologi pertanian berpotensi besar untuk mengubah lanskap pertanian serta merampingkan aktivitas pertanian itu sendiri guna beradaptasi dengan lahan pertanian yang semakin terbatas. Startup di bidang industri agritech pun kini mulai membangun teknologi yang semakin terjangkau dan scalable, yang mungkin juga akan membawa pertanian saat ini menuju Agricuture 4.0 dengan lebih cepat.
Hal tersebut juga dapat meningatkan adopsi solusi teknologi hingga tiga kali lipat, bahkan hingga di sektor UMKM. Aplikasi teknologi Artificial Intelegence (AI), blockchain, robotics, dan sebagainya dibidang pertanian akan menciptakan lebih banyak peluang kerja serta mengeliminasi hambatan untuk mendorong inovasi rantai pasokan komoditas pertanian.
Fintech di sektor Agritech
Tahun 2019 ini diproyeksikan akan ada lebih banyak fintech yang dirancang serta dibangun untuk ekosistem pertanian yang berfokus pada peningkatan proses agrilending dan agri-insurance.
Adanya dukungan serta upaya yang signifikan dari para pemangku kebijakan seperti pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan pihak swasta lainnya akan mempercepat perkembangan tersebut.
Otomatisasi
Otomatisasi akan menjadi fokus investasi untuk pasar yang maju. Ketika tingkat upah pekerja dan ragam produksi menjadi semakin tinggi, maka berarti produsen untuk menjalankan proses operasional akan melirik robotika serta otomatisasi demi efesiensi aktivitas pertanian. Robotika dan otomasi juga berlaku untuk pengepakan dan pemrosesan produk pertanian sebagai upaya efisiensi dan peningkatan standar mutu.
Pemanfaatan IoT dan Blockchain
Penginderaan jarak jauh (remote sensing) dan IoT (Internet of Things) akan terus mendatangkan keuntungan mengingat dampaknya bagi seluruh sistem pangan. Beberapa pengembangan teknologi bahkan sudah menggunakan DNA untuk memverifikasi lokasi asal dari sebuah komoditas.
Perkembangan teknologi, seperti pengaplikasian protokol sensor jarak jauh yang berdaya rendah digabungkan dengan teknologi seperti satelit mikro orbit Bumi rendah (low earth orbit) memungkinkan untuk dapat memantau lokasi dan tingkat kesegaran komoditas ketika melewati rantai pasokan.
Dan, ketika itu dihubungkan dengan blockchain, maka transaksi yang aman, dengan penelusuran proses transaksi dapat dilakukan. Karena blockchain juga mampu membantu memantau dan melacak komoditas untuk memerangi penggelapan dan pemborosan bahan pangan.
Pemberdayaan Petani
Petani yang memahami perkembangan teknologi dan beradaptasi dengan hal tersebut tentunya akan memberikan kontribusi positif di bidang pertanian. Adanya pengetahuan hingga menimbulkan kesadaran dan penghargaan terhadap manfaat yang diberikan oleh tanah yang sehat terhadap hasil dan kapasitas produksi tanah yang optimal akan berpengaruh terhadap perkembangan teknologi pengelolaan tanah yang ramah lingkungan melalui microbiome di tahun 2019.