Sepertinya banyak beragam tanggapan oleh siswa-siswi ketika mereka bicara Fisika. Kesannya, Fisika itu: A3S (angker, susah, sulit, sukar). Iya nggak, sih? Bahkan, ada juga yang pasrah karena beranggapan Fisika hanya untuk kalangan jenius, rajin, dan kerasukan matematika. Lebih parah lagi, ketika ada siswa jurusan IPA bertanya:
Nah, tak lain karena ilmu ini diajarkan tanpa penghayatan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, tidak meresap ke dalam jiwa, justru yang muncul sesuatu yang menyebalkan. Sebagai contoh, ketika seorang guru menerangkan tentang Hukum II Newton yang berbunyi: “Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan masa benda.” Semestinya, guru menceritakan seseorang yang berbadan gemuk lebih senang olahraga tarik tambang ketimbang lari sprint 400 meter!
Hasil survei di beberapa sekolah yang telah saya lakukan, ternyata Fisika adalah mata pelajaran yang tak disukai. Namun, diunggulkan oleh siswa (kelas 10, XI IPA, dan XII IPA). Berbeda jika jam mata pelajaran kesenian atau olahraga telah tiba, mereka (siswa) menyambutnya dengan suka ria bahkan ingin selamanya belajar seni dan olahraga saja. Jujur, sebenarnya Fisika itu relatif artinya bisa dikatakan sulit bisa pula dikatakan mudah. Saya berada di golongan yang beranggapan bahwa Fisika itu mudah bukan “kelihatan” mudah (tidak sombong). Mengapa? Karena di dalam diri sudah saya tanamkan minat belajar Fisika yang tinggi.
Lalu kenapa Fisika diunggulkan? Karena, Fisika mata pelajaran paling keren! Terkesan hebat dan punya kasta tertinggi di kelas IPA. Bahkan ada istilah, belum sempurna seorang yang mengaku anak IPA kalau nilai fisikanya masih di bawah 80. Siswa selalu beranggapan jika nilai Fisika mendapat skor 90 s/d 100 baru itu anak IPA yang cerdas dan rajin.
Konsep dasarnya:
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi potensial benda di atas bukit umumnya diubah menjadi energi kinetik ketika benda mulai bergulir menuruni bukit.
Pembahasannya:
Diketahui : m=2 Kg, h₁= 5 meter, h₂= 1 meter, g= 10 m/s²
Ditanyakan : Ek₂=….?
Gunakan formula hukum kekekalan energi, dimana EM₁= EM₂
Jawabannya: A
Coba sekarang kita kembangkan pertanyaannya, kita mulai dari pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Tujuh Besaran Pokok
Buatlah singkatan unik dari awal huruf:
2. Memadu Gerak/Parabola
Gimana? Aneh dan unik memang. Namun jujur, dengan cara ini kamu akan selamanya ingat konsep rumusan yang dimaksud. Sebagai contoh adalah bagaimanai cara kita menghapalkan rumus terkait gerak parabola di atas? Caranya boleh coba dibuat kalimat seperti ini:
“Hari ketika VoVo senang-senang bersama dua gorila”
Mintalah waktu tambahan kepada gurumu di luar jam sekolah.
Demikianlah tips yang dapat saya sampaikan. Masihkah kalian menganggap Fisika itu sulit? Susah atau sukar? Katakan: ”tidak” jika hari ini kalian belum bisa. Maka, yakinlah esok akan bisa. Jika esok masih belum bisa maka lusa pasti bisa. Jika lusa belum bisa maka yakinlah pekan depan pasti bisa. Bergaulah dengan orang yang rajin belajar Fisika, minta bantuan mereka mengajarinya lalu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, ketahuilah fisika itu akan indah pada waktunya.