Perilaku menyimpang adalah sikap dan tingkah laku negatif yang ditunjukkan seorang siswa. Sikap ini dapat menimbulkan masalah bagi siswa bersangkutan maupun siswa lainnya.Lebih jauh, perilaku menyimpang ini dapat menghambat proses belajar yang sedang berlangsung.
Mengapa siswa sering menampilkan perilaku menyimpang? Salah satunya adalah kondisi pembelajaran yang tidak mendukung. Boleh jadi metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak sesuai dengan karakter siswa, materi pelajaran dan sarana pembelajaran yang tersedia. Atau faktor lain yang berkaitan dengan kepribadian siswa.
Di samping alasan tersebut, kemampuan guru dalam menguasai kelas juga sangat menentukan. Guru yang kurang terampil menguasai dinamika kelas akan berpeluang timbulnya perilaku menyimpang siswa di ruang kelas.
Berikut disajikan 5 perilaku menyimpang yang kerap ditunjukkan oleh siswa dalam belajar di sekolah;
1.Bolos belajar
Bolos artinya meninggalkan kelas atau sekolah tanpa izin ketika jam belajar masih berlangsung. Mampir di kantin atau keluyuran di pasar serta tempat keramaian lainnya.Mengapa mereka bolos? Karena mereka memang malas belajar. Nah, perilaku ini justru merugikan diri siswa itu sendiri.
2.Sering minta izin meningggalkan kelas
Siswa sering minta permisi meninggalkan kelas. Baik yang belajar dengan guru tentu namun juga untuk semua guru yang mengajar di kelas itu. Ada yang benar-benar meninggalkan kelas karena keperluan penting.
Namun tidak jarang karena malas belajar atau alasan mengusir rasa ngantuk.
3.Sering datang terlambat
Mengapa sering datang terlambat? Mungkin karena malas bangun lebih cepat. Semestinya kalau jarak rumah jauh dengan sekolah, siswa bangun agak lebih pagi. Siswa yang masuk kelas terlambat sering mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lain.
4.Suka mengganggu teman sedang belajar
Mengganggu teman di samping tempat duduk termasuk perilaku menyimpang yang dilakukan siswa. Ini sekaligus akan mengganggu proses belajar keseluruhan. Cara mereka menganggu pun bermacam-macam.Ada yang mencolek teman yang lagi asyik belajar, mengajak teman di samping mengobrol, sampai membuat lelucon yang sesungguhnya tidak lucu.
5.Malas mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru memiliki tujuan tertentu. Namun siswa ada yang malas atau tidak sempat mengerjakannya di rumah. Masih mendingan kalau mereka mengerjakannya di sekolah walaupun itu bukan PR namanya.