Lucy adalah sebuah nama yang diberikan oleh ilmuwan kepada sosok spesies nenek moyang tertua dari manusia purba. Membahas mengenai Lucy tentu saja tidaklah mudah. Faktanya, keberadaan jejak-jejak fosilnya juga masih mengundang banyak perdebatan ilmiah hingga kini.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai Lucy, nenek moyang tertua dari manusia purba yang konon katanya juga menjadi nenek moyang tertua dari manusia modern (homo sapiens). Yuk, kita kenalan lebih dekat dengan Lucy.
Dilansir dari National Geographic, Lucy diduga sudah ada sejak 3,2 juta tahun lalu. Fosil kerangka Lucy ditemukan pada 1974 oleh ilmuwan paleontologi bernama Donald C. Johanson di Hadar, Afrika. Kerangka atau kumpulan fosil yang ditemukan oleh para ilmuwan memang tidak utuh, namun sudah cukup untuk membentuk sebuah pola tubuh organisme.
Lucy merupakan primata yang memiliki ciri-ciri mirip seperti manusia purba, namun juga condong ke arah kera. Badannya kurus dan memiliki tinggi sekitar 107 cm, Lucy merupakan spesies primata yang sudah masuk dalam golongan bipedal atau spesies yang dapat berjalan tegak dengan kedua kakinya.
Uniknya, ukuran tengkorak Lucy juga hanya cukup untuk menampung otak seukuran otak simpanse. Ilmuwan mengambil nama Lucy dari lagu berjudul Lucy in the Sky With Diamonds milik The Beatles yang kebetulan sering diputar berulang-ulang di wilayah penggalian situs fosil Lucy tersebut.
Apakah Lucy adalah perempuan? Menurut ahli biologi dan fosil manusia purba, Lucy adalah perempuan yang memiliki ukuran tubuh tidak lebih besar dibandingkan dengan fosil-fosil primata setelahnya di wilayah yang sama. Meskipun kontroversial, penemuan fosil Lucy telah membuka lembar baru bagi sains terutama paleontologi.
Jika memang data yang diperoleh ilmuwan mengenai Lucy tersebut valid dan sahih, maka dapat dipastikan Lucy memang menjadi nenek moyang tertua dari manusia purba yang pernah ada di muka Bumi ini. Mengapa keakuratan data ini penting? Karena dalam sains, data dan fakta empiris menjadi tolok ukur untuk dijadikan landasan studi dan penelitian ilmiah.
Dalam hal ini Lucy diklaim sebagai nenek moyang tertua yang berusia 3,2 juta tahun dan jika ini benar, maka ada rentang jarak waktu yang sangat jauh untuk menuju kepada homo sapiens alias manusia purba modern. Laman Human Origins menyebut bahwa homo sapiens baru ada pada kisaran ratusan ribu tahun, yakni sekitar 300 ribu tahun lalu.
Semua fosil manusia purba modern memang menyimpulkan garis waktu yang terdapat dalam rentang ratusan ribu tahun lalu. Nah, berarti ada jarak jutaan tahun antara Lucy dan homo sapiens. Masalahnya, hanya ada sedikit data pendukung yang dapat menyambung timeline antara Lucy dengan homo sapiens.
Namun, rupanya sains juga memiliki jawaban khusus akan hal ini. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia purba bukan hanya dari golongan homo sapiens saja, melainkan ada banyak genus homo lainnya yang sayangnya telah punah. Ilmuwan meyakini bahwa rentang jutaan tahun tersebut dapat digenapi dengan kehadiran genus homo lainnya, yang pada akhirnya memunculkan homo sapiens sebagai spesies paling dominan.
Harus diakui bahwa penemuan fosil Lucy telah menjadi perdebatan ilmiah yang bahkan terjadi di kalangan ilmuwan dan akademisi. Masa purba adalah masa di mana ada banyak organisme yang tidak dapat didokumentasikan dengan seratus persen gamblang di saat ini. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai perbedaan mendasar antara Lucy dengan manusia modern.
Nature dalam lamannya menjelaskan bahwa Lucy merupakan organisme kompleks yang sudah cukup cerdas dan memiliki karakter sosial berkelompok. Diperkirakan, Lucy untuk jenis kelamin perempuan memang memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan tinggi tidak lebih dari 107 cm. Sedangkan, jenis kelamin laki-laki memiliki tinggi sekitar 150 cm berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan.
Organisme kompleks seperti Lucy juga tidak muncul begitu saja dan pastinya membutuhkan proses ilmiah bagi organisme untuk mencapai kemampuan bipedal (berjalan tegak dengan dua kaki). Jika mengurutkan waktu jauh ke belakang sebelum Lucy, ilmuwan telah menemukan pola-pola evolusi dari primata purba yang akhirnya memiliki alur spesiasi yang terpisah satu sama lain.
Hingga saat ini, evolusi merupakan cabang keilmuan sains di bidang biologi yang biasanya dapat menjawab hubungan antarspesies. Begitu juga dengan keberadaan Lucy. Diharapkan studi mengenai evolusi sebelum dan sesudah zaman Lucy dapat menjadi kunci yang dapat mengaitkan antara manusia modern dengan nenek moyangnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, fosil-fosil yang ditemukan di wilayah Hadar juga semakin banyak. Dilansir dalam laman Nature, ada banyak fosil dari spesies hominid yang ditemukan di wilayah dekat penemuan fosil Lucy. Dari ratusan fosil yang ditemukan, setidaknya ada 13 individu atau organisme kompleks yang diklaim menjadi "keluarga pertama" manusia purba.
Ini membuktikan bahwa kehidupan sosial yang dialami oleh Lucy merupakan kehidupan sosial yang juga sangat mirip dengan primata pada umumnya. Mereka bertahan hidup bersama-sama, mencari makan bersama, dan mempertahankan kelangsungan hidup mereka secara berkelompok.
Dr. Tim White yang juga seorang peneliti manusia purba menyatakan bahwa penemuan banyak fosil di Afrika Timur menandakan bahwa Lucy dan kelompoknya bisa menjadi golongan primata manusia kera pertama di Bumi. Pasalnya, setelah penemuan fosil Lucy dan kelompoknya, fosil-fosil berikutnya tergolong lebih baru dan ada pada generasi setelah Lucy.
Meskipun fosil Lucy dan data-data lainnya terkadang masih diperdebatkan secara minor di kalangan akademisi, namun secara umum mereka sepakat bahwa Lucy memang benar-benar ada dan menjadi bukti evolusi dari nenek moyang tertua manusia purba. Sains selalu netral dan memaparkan bukti-bukti valid yang dapat dijadikan acuan dalam kerangka berpikir.
Nah, uniknya, penemuan fosil Lucy dulunya juga pernah dianggap sebagai hoaks atau hal yang mengada-ada. Dulu ada banyak kalangan yang skeptis terhadap fosil Lucy karena dirasa tidak lengkap dan tidak dapat menggambarkan kehidupan manusia purba secara utuh dan mendalam.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, didapatkan fakta bahwa fosil Lucy memang merupakan fosil yang benar-benar purba dan berusia lebih dari 3 juta tahun. Fosil-fosil tersebut dianggap sudah cukup dalam menggambarkan bagaimana primata di zaman purba tersebut hidup dan berevolusi.
Jurnal sains yang diterbitkan oleh Arizona State University menyatakan bahwa studi dan penelitian mengenai fosil Lucy telah melibatkan banyak ilmuwan di berbagai bidang. Mulai dari paleontologi, sedimentologi, paleomagnetik, dan biologi telah mengidentifikasi dan menemukan satu kesimpulan yang sama mengenai Lucy.
Ya, diterima atau tidak, nyatanya sains membuktikan bahwa primata Lucy memang pernah ada sekitar 3,2 juta tahun lalu di dataran Afrika. Fosilnya telah diteliti selama bertahun-tahun dan menyimpulkan fakta sains yang sulit untuk dibantah bahwa Lucy memang merupakan nenek moyang tertua dari manusia purba yang ada di Bumi ini.
Itulah beberapa fakta ilmiah mengenai Lucy, spesies nenek moyang tertua dari manusia purba. Bagaimana menurutmu? Apa kamu setuju dengan anggapan sains mengenai nenek moyang kita?