Dalam dunia pertanian, penggunaan pupuk kimia merupakan sebuah tren yang sangat populer.
Dibandingkan dengan pupuk kandang, misalnya, pupuk kimia dianggap lebih praktis karena bisa tinggal dibeli saja, sementara pupuk kandang belum tentu bisa didapat dengan mudah.
Padahal, penggunaan pupuk kimia memiliki banyak dampak negatif, baik untuk lahan, tanaman, bahkan bagi orang-orang yang mengonsumsi makanan hasil tanaman yang mengandung pupuk kimia tersebut.
Ya, mengonsumsi makanan yang terkena zat kimia (pupuk) secara langsung atau tidak langsung tentu akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Hal lain yang juga seharusnya menjadi alasan petani untuk berpikir dua kali menggunakan pupuk kimia organik adalah polusi yang diakibatnya.
Jika hujan turun dan menggeser pupuk kimia dari tempat semula ke tempat lain (misalnya hingga ke sungai), bukan hanya polusi tanah yang dihasilkan, tetapi juga polusi air.
Oleh karena itu, sebaiknya petani mengurangi penggunaan pupuk kimia, melainkan menggantinya dengan pupuk kandang.
Selain kerugian-kerugian yang telah disebutkan di atas, ada beberapa kerugian lain yang dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia jangka panjang, yakni sebagai berikut:
Pupuk kimia yang diaplikasikan ke tanaman tidak semua diserap oleh tanaman tersebut, tetapi masih ada sisa zat kimia yang akan tinggal di tanah.
Zat kimia yang tinggal tersebut akan mengikat tanah atau membuatnya menjadi lengket sehingga tanah tidak lagi gembur. Jika hal ini terjadi, maka tanah akan sangat semakin ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Tentu saja ini juga akan merugikan petani dari segi finansial.
Selain itu, pupuk kimia juga akan mengganggu keseimbangan hara pada tanah. Jika zat hara berkurang, maka tanaman akan kekurangan makanan. Apabila hal ini terjadi, maka tanaman tidak akan tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Source: blogspot.co.id
Tanah yang tidak gembur akan mematikan atau mengurangi populasi organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme yang menyuburkan tanah).
Selain itu, binatang-binatang lain seperti cacing dan serangga-serangga tanah juga tidak akan mampu bertahan hidup di tanah yang unsur haranya rusak.
Pupuk Kimia juga tidak hanya mematikan organisme-organisme darat, tetapi juga fauna-fauna perairan. Jika sisa zat kimia di lahan dialirkan ke sungai melalui air hujan, fauna-fauna perairan pasti akan keracunan.
Hal ini dikarenakan pupuk mengandung zat seperti nitrat dan fosfat yang merupakan dua jenis zat kimia yang berbahaya karena racun yang dikandung.
Apabila tanah pupuk kimia digunakan dalam jangka waktu panjang, maka mikroorganisme yang ada di dalam tanah bisa mati.
Mikroorganisme-mikroorganisme pengurai yang tersisa tidak akan bisa mengurai bahan-bahan organik di tanah dengan sempurna. Hal ini tentu saja mempengaruhi tingkat kesuburan tanah ke depannya.
Source: bibitbunga.com
Penggunaan pupuk kimia berkepanjangan tidak hanya mampu merusak unsur-unsur dalam tanah, tetapi juga merusak bagian-bagian tanaman secara perlahan.
Pupuk kimia yang dibuat secara berlebihan ke tanah dapat membuat akar tanaman menjadi lunak bahkan lunak. Selain karena unsur hara yang semakin menipis akibat kontinuitas penggunaan pupuk kimia, tanaman juga akan kesulitan mendapat makanan karena akarnya sendiri sudah rusak.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, penggunaan pupuk kimia berkepanjangan menyebabkan banyak kerusakan, baik kerusakan unsur-unsur tanah, matinya mikroorganisme pengurai bahan organik, bahkan kerusakan pada bagian tubuh tanaman.
Pada akhirnya, kerusakan-kerusakan tersebut akan membuat hasil panen menjadi tidak maksimal.