Masak tumisan itu sebetulnya sederhana. Bumbunya pun nggak harus saklek atau ada patokannya, jadi tinggal sesuaikan selera saja. Umumnya ya ada bawang-bawangan, garam, lada, cabai kalau suka pedas, dan minyak penyedap rasa. Herannya, tumisan ala restoran atau warung makan tertentu punya rasa yang gurihnya khas banget. Sayuran dan bahan tambahan lainnya pun masih segar, tapi juga matang dan layak makan. Kalau pengen niru masak, kok masih jauh aja rasanya, ya?
Alih-alih pakai bawang putih biasa, tumisan ala restoran lebih sering menggunakan bawang putih kating yang aromanya lebih wangi saat dimasak. Tinggal dikupas, memarkan, dan cincang halus aja. Kalau bawang bombai bisa dicincang halus atau diiris tipis. Lalu tinggal ditumis sampai sedikit layu.
Agar rasa asinnya lebih gurih, biasanya chef restoran menggunakan kecap asin pada tumisan. Rasa gurih kedelainya bikin tumisan jadi lebih lezat. Kalaupun menggunakan garam dapur, biasanya akan ditambahkan dengan kecap ikan.
Penggunaan saus tiram ini juga nggak bisa sembarangan, mesti jeli memilih saus tiram yang murni dari ekstrak tiram asli. Selain menambah rasa dan aroma pada masakan, saus tiram juga bikin masakan tampak lebih menggoda karena warnanya yang nggak terlalu hitam.
Aroma harum dari minyak wijen bisa mengurangi bau amis atau anyir dari seafood. Cukup tambahkan 3 tetes beberapa saat sebelum tumisan diangkat dari api.
Rasa yang dicari dari jahe adalah sensasi pedas dan segar pada tumisan, terutama yang berbahan daging-dagingan atau seafood. Rimpang yang dipakai biasanya jahe muda yang diiris kecil panjang atau dicincang halus dan ditumis bersama bawang untuk mengeluarkan aromanya.
Selain bumbu-bumbu andalan di atas, bahan-bahan yang akan ditumis juga dipilih yang masih segar. Jika sayuran, maka akan ditambahkan pada menit-menit terakhir agar nggak terlalu matang dan menjadi layu. Plus menggunakan api besar agar nggak menyerap banyak minyak dan bisa matang dengan cepat. Hmm, langsung coba ah besok!