Menjadi seorang guru berarti siap berinteraksi dengan berbagai karakteristik murid. Mulai dari murid yang paling bisa diandalkan untuk membantu pembelajaran, hingga justru sebaliknya yang kerap kali menguji kesabaran. Oleh sebab itu, sejatinya, bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana ketika melakoni peran sebagai seorang guru.
Namun, tentu saja, semua murid memiliki satu kesamaan. Mereka tetaplah anak-anaknya Bapak/Ibu guru yang di sayanginya dengan sepenuh hati. Semua murid memiliki kesannya masing-masing. Mereka memiliki posisinya tersendiri di hati para Bapak/Ibu guru.
Nah, berikut beberapa tipe murid yang sepertinya paling mudah di ingat oleh Bapak/Ibu guru. Kamu yang mana nih?
Setiap sekolah atau bahkan setiap kelas, pasti setidaknya memiliki satu murid yang seperti ini. Biasanya, murid yang paling pintar juga identik dengan sifat rajin. Bahkan, tidak jarang, dia juga didapuk sebagai siswa teladan. Semua guru pasti pula akan mudah sekali mengingat murid yang paling pintar ini. Hal tersebut wajar, karena dia yang biasanya (secara tidak langsung) membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti menjawab pertanyaan yang dilemparkan guru ketika teman-temannya belum menguasai materi secepat dia.
Dan, mungkin beberapa guru pun akan terlebih dahulu mengoreksi nilai siswa paling pintar untuk dijadikan rujukan atas pencapaian tertinggi dari materi yang telah diajarkan. Yah, walaupun hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa siswa lain akan memperoleh nilai lebih tinggi karena mungkin ‘sepak-terjang’-nya tidak begitu menonjol selama proses pembelajaran dalam kelas.
Nah, ada juga murid pintar yang terkadang enggan mengerjakan tugas atau bahkan menyepelekan tugas. Dia terkesan malas belajar atau tampak begitu santai ketika teman-temannya kalang-kabut menghapal materi untuk ujian. Namun, nilainya selalu saja bagus. Sehingga, tak jarang murid ini sering membuat teman-temannya iri karena seolah tidak perlu mati-matian belajar agar tetap menduduki jajaran peringkat teratas saat penerimaan rapor. Bahkan, dia mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat walaupun sebelumnya hanya tidur-tiduran di mejanya atau menahan kantuk yang teramat sangat lantaran itu bukanlah mata pelajaran yang menjadi minatnya.
Padahal, hal tersebut biasanya disebabkan oleh dia sudah kadung memahami materi di luar kepala. Dia mungkin tampak begitu santai, namun bukan berarti dia benar-benar mengabaikan perkara sekolah. Dia hanya memiliki cara yang 'agak berbeda' dengan kebanyakan teman-temannya mengenai gaya belajar. Atau memang begitulah karakternya yang (sangat) malas menulis dengan rapi, cukup dengan tulisan cakar ayam yang hanya dimengerti olehnya. Yang penting paham materi, sudah. Itulah prinsipnya.
Kebalikan dari tipe sebelumnya, murid paling rajin akan tetap menyalin catatan dengan rapi dan menarik. Bahkan, terkadang mengalahkan catatan milik murid yang paling pintar sekalipun. Dan, bukan tidak mungkin pula, catatannyalah yang akan menjadi primadona untuk difotokopi oleh teman-teman sekelasnya.
Dia mungkin tidak langganan mendapat nilai tertinggi ataupun nyaris selalu mampu menjawab pertanyaan. Namun dia adalah murid yang selalu tepat waktu mengumpulkan tugas dan menyelesaikan setiap tugas yang di berikan. Dia juga tidak pernah mengeluhkan tugas-tugas yang diinstruksikan oleh guru.
Walaupun dia tidak memahami secara sempurna materi ajar yang diberikan, tapi dia akan berusaha menemukannya dari pinjaman buku di perpustakaan atau literatur online. Intinya, dia selalu berusaha untuk dapat menguasai materi. Meskipun itu artinya dia harus berusaha lebih keras karena mungkin daya tangkapnya tidak secepat murid yang memang pintar alami untuk mata pelajaran tersebut.
Murid dengan karakter ini biasanya identik dengan sikap tenang dan rona wajahnya yang teduh. Walaupun kita tidak bisa secara mutlak menilai seseorang dari kulit luarnya saja, namun murid seperti ini juga dapat di lihat dari kesehariannya atas ketaatannya menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Ataupun dari keaktifannya mengikuti rangkaian agenda dalam ekskul bidang keagamaan. Salah satu murid kepercayaan guru juga nih!
Setiap sekolah pasti memiliki murid dengan karakter seperti ini. Apalagi pada murid usia pubertas dimana mereka memang tengah berada dalam fase labil. Namun, tak dapat dipungkiri, murid ini adalah salah satu yang paling berkesan di hati Bapak/Ibu guru. Setidaknya, kehadiran mereka telah membuat suasana kelas menjadi lebih 'berwarna'. Ulah-ulahnya yang kadang membuat guru tak habis pikir, mulai dari tukang telat, mengusili teman yang sedang serius belajar, mengelak saat tidak membuat tugas dengan alasan-alasan kocak, hingga bolos sekolah, bahkan kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Sayangnya, persepsi konvensional yang berlaku umum selama ini, seolah mengkotakkan murid dengan tipe seperti ini sebagai murid yang selalu berpencapaian akademik rendah. Ibaratnya, 'sikap dan otak berbanding lurus'. Padahal, hal tersebut tidaklah mutlak benar. Selalu ada sebab di balik akibat. Seperti itu pula murid dengan karakteristik yang seperti ini. Tanpa kita cukup sadari, mungkin dia sebenarnya berbakat di mata pelajaran lain, dan sebaliknya begitu kewalahan di mata pelajaran tertentu. Di satu sisi, hal tersebut dapat sangat diwajari. Lantaran manusia memang dianugerahi dengan kecerdasan bawaan yang bervariasi, yang kadang tersamarkan oleh asumsi destruktif yang dibangun oleh tatatan kaku yang mendiaminya.
Ketampanan atau kecantikan itu bersifat relatif. Hal tersebut tergantung dari siapa yang menilainya. Nah, manusia itu juga tidak ada yang sempurna. Mungkin murid yang seperti ini memiliki kelebihan menonjol pada parasnya yang rupawan. Sehingga bukan hal asing jika di usianya yang masih belia, dia telah ditawarkan untuk bergabung di sebuah agensi model. Namun ada juga murid yang rupawan dan kemampuan akademiknya pun gemilang. Kemudian menjadi seorang duta wisata karena juga didukung oleh postur tubuh sesuai persyaratan, misalnya.
Murid berkarakter seperti ini akan membuat suasana kelas menjadi tidak monoton lantaran ada suatu bentuk komunikasi dua arah yang terjalin antara guru-siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Nah, murid dengan tipe seperti inipun terdiri dari beberapa kategori: aktif bertanya dan meraih nilai tinggi di ujian, aktif bertanya tapi tetap saja diremedi, dan bahkan aktif bertanya karena ingin menarik perhatian guru semata.
Gurupun biasanya dapat pula menjadikan ini sebagai deskripsi umum untuk menilai seberapa besar potensi murid yang mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya tersebut. Hal itu sangat jelas terlihat berdasarkan bobot pertanyaan atau pendapat yang diutarakannya. Seberapa dalam ulasan atau seberapa kritis pernyataan yang dilayangkannya. Oleh sebab itu, murid yang paling aktif di kelas juga dapat dengan mudah diingat oleh guru.
Selain murid yang menjuarai olimpiade sains atau murid yang menjadi ujung tombak sebuah agenda dalam suatu organisasi, murid yang bersinar di cabang olahraga atau dunia senipun membuatnya cenderung cepat diingat oleh guru. Ada beberapa latar belakang tergantung pada guru bersangkutan, misanya guru tersebut adalah pelatih si murid. Tapi setidaknya, salah satu alasannya adalah mereka telah berjasa mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya.
Bahkan, walaupun murid tersebut tidak mengukir prestasi di bidang olahraga atau seni, dia masih cukup di kenal oleh Bapak/Ibu guru. Lantaran kepiawaiannya memetik gitar, atau menabuh drum, atau mungkin merdu suaranya ketika bernyanyi, bagi murid yang berbakat di dunia seni. Atau, kelincahannya bermain bola untuk mereka yang gila olahraga.
Manusia diciptakan dengan beraneka rupa. Dan, beberapa diantaranya mungkin memiliki ciri fisik yang tergolong ‘unik’. Mungkin, Bapak/Ibu guru pun sempat menemukan hal itu dari salah satu muridnya. Misalnya, dia mirip dengan salah satu tokoh figur kenamaan jika dilihat secara sekilas, atau dia memiliki mata sipit persis seperti ras tertentu, atau mungkin dia adalah siswa paling tinggi di sekolah itu. Yah, intinya, keunikannya itu membuatnya cukup terkenal di seantero sekolah, dan tentu menjadi salah satu yang membekas dalam ingatan guru.
Nah, ini tentu sangat wajar jika murid ini lekat dalam ingatan seorang guru. Ada ikatan emosional yang secara tidak langsung timbul ketika murid ini mengungkapkan keluh kesahnya. Walaupun, tetap saja, tentu ada peran guru BK (Bimbingan dan Konseling). Namun kembali lagi bahwa nyaman itu soal hati. Kadang kitapun bingung mengapa merasa lebih nyaman pada orang tertentu. Mungkin, karena perasaan itu sendiri memang sejatinya adalah hal yang abstrak. Sesuatu yang tak terjabarkan dengan kata-kata. Apalagi jika gurunya juga kebetulan adalah wali kelasnya, dan memang memiliki jiwa keibuan, sehingga wajarlah jika makin lengket.
Nah, murid dengan tipe ini memang tergolong langka. Tidak semua sekolah, apalagi kelas, yang memiliki murid dengan karakter ini. Dia memang bukan siswa teladan, tapi harus diakui pula bahwa dia memang ‘spesial’ di antara ratusan siswa lain. Misal, terlihat jelas dari respon kebanyakan siswa yang hanya menerima materi yang disampaikan, sedangkan dia mampu maju beberapa langkah dari apa yang sudah diberikan padanya.
Bahkan, dia mungkin saja melayangkan pertanyaan yang bagi orang awam akan terdengar konyol. Padahal, pertanyaan itu adalah materi yang dipelajari Bapak/Ibu guru ketika beliau duduk di tahun ketiga bangku perkuliahan. Pertanyaan yang sejatinya mungkin sederhana, tapi mampu membuat hati Bapak/Ibu guru menjadi berbunga-bunga karena menemukan satu siswa seperti dia. Dia bahkan (kemungkinan besar) tidak menyadari seberapa hebat dirinya, dan yang kurang darinya hanyalah 'fokus'.
Nah, sebagai siswa, kamu masuk kategori mana nih?