Bumi itu bulat atau bumi itu datar? Di Indonesia, sampai saat ini banyak perdebatan mengenai bentuk bumi. Padahal sebenarnya hal ini sudah selesai dibahas ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Berikut ini adalah 11+ cara sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan secara ilmiah bahwa bumi itu tidak datar.
Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa bulan itu berbentuk bulat. Bulan akan tampak berubah-ubah dari bulan sabit, bulan purnama hingga kembali menjadi sabit lagi apabila dilihat dari bumi. Bahkan prediksi pemberian tanggal berdasarkan bulan juga sangat akurat. Hal ini berarti bulan berputar pada orbit yang jelas.
Hal ini cukup menjadi misteri bagi orang-orang Yunani kuno, mereka juga melakukan pengamatan mendalam terhadap bulan untuk mengetahui bentuk dari planet kita.
Aristoteles (yang membuat cukup banyak pengamatan tentang sifat bola bumi) melihat bahwa selama gerhana bulan (ketika posisi bumi berada diantara Matahari dan Bulan, akan menciptakan bayangan dalam prosesnya), bayangan di permukaan Bulan adalah bulat. bayangan ini adalah Bumi, dan itu adalah bukti besar pada bahwa bumi tidak datar dan memliki bentuk spheric atau bola.
Gerhana bulan (Javier Sánchez)
Gambar diatas menunjukkan serangkaian foto dari gerhana bulan yang terjadi pada 15 April 2014.
Kamu dapat melihat bayangan bumi melintasi permukaan Bulan, dan bentuk bayangannya adalah melengkung karena bumi adalah bulat.
Karena bumi berputar (lihat eksperimen “Foucault Pendulum” untuk bukti yang pasti, jika kamu masih ragu-ragu), bentuk bayangan yang konsisten oval yang dihasilkan di setiap gerhana bulan membuktikan bahwa bumi ini tidak hanya bulat tapi berbentuk seperti bola yang agak lonjong.
Jika kamu sudah pernah pergi ke pelabuhan, atau hanya berjalan menyusuri pantai dan memandangi cakrawala, kamu mungkin melihat fenomena yang sangat menarik: saat kapal mendekat, kapal tersebut tidak hanya “muncul” dari cakrawala ( seperti mereka harus memiliki jika dunia itu datar), melainkan muncul seakan-akan dari bawah laut.
Tetapi aslinya kapal tersebut sama sekali tidak tenggelam dan tiba-tiba muncul.
Alasan kapal-kapal tersebut tampak seolah-olah mereka “muncul dari bawah laut” adalah karena bumi tidak datar alias bulat (spheric) atau bola yang tidak sempurna.
Ilustrasi kapal yang seakan-akan muncul dari bawah laut dan semut di permukaan jeruk (Moriel Schottlender)
Apa yang akan kamu lihat jika kamu melihat semut berjalan ke arahmu di atas permukaan melengkung.
Bayangkan apabila semut berjalan sepanjang permukaan jeruk dan menuju kearahmu. Jika kamu melihat jeruk tepat di depan kita, kita akan melihat tubuh semut perlahan naik dari “cakrawala”, karena kelengkungan jeruk.
Jika kamu akan melakukan percobaan itu dengan jalan panjang, efeknya akan berubah: Semut akan perlahan-lahan ‘tampak’ di depan kita, tergantung pada seberapa tajam penglihatanmu.
Pengamatan ini awalnya dibuat oleh Aristoteles (384-322 SM), yang menyatakan Bumi bulat dilihat dari rasi bintang yang berbeda saat dia bergerak menjauh dari khatulistiwa.
Sudut pandang kita melihat bintang pada kondisi bumi bulat (Moriel Schottlender)
Setelah kembali dari perjalanan ke Mesir, Aristoteles mencatat bahwa ada rasi bintang yang terlihat di Mesir dan Siprus tetapi tidak terlihat di daerah utara. Fenomena ini hanya bisa dijelaskan apabila manusia melihat bintang dari permukaan yang bulat. Aristoteles mengklaim bahwa lingkup lekukan bumi berbentuk melengkung tetapi karena ukuran bumi yang besar perbedaan pandangan rasi bintang tidak bisa langsung terlihat. (De caelo, 298a2-10)
Semakin jauh kamu pergi dari khatulistiwa, semakin bervariasi konstelasi bintang yang kita lihat dan digantikan oleh bintang-bintang yang berbeda. Ini tidak akan terjadi jika bumi itu datar:
Sudut pandang kita melihat bintang pada kondisi bumi datar (Moriel Schottlender)
Jika kamu mencoba menancapkan tongkat pada tanah, maka akan tongkat tersebut akan menghasilkan bayangan. Bayangan bergerak seiring berjalannya waktu (yang merupakan prinsip kuno Bayangan Jam). Jika bumi ini memang datar, apabila dua tongkat ditancapkan di lokasi yang berbeda akan menghasilkan bayangan yang sama:
Ilustrasi bayangan tongkat yang ditancapkan pada tanah ketika kondisi bumi datar (Moriel Schottlender)
Bayangkan sinar matahari (diwakili oleh garis kuning) akan melewati dua tongkat (garis putih) yang berada pada jarak terpisah. Jika bumi datar, bayangan yang dihasilkan akan sama panjang, tidak peduli seberapa jauh kamu menempatkan tongkat.
Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Apabila kamu ukur dua tongkat dengan jarak tertentu maka panjang bayangannya akan berbeda. Hal ini dikarenakan bumi itu bulat, dan tidak datar:
Ilustrasi bayangan tongkat yang ditancapkan pada tanah ketika kondisi bumi bulat (Moriel Schottlender). Eratosthenes (276-194 SM) menggunakan prinsip ini untuk menghitung keliling Bumi dengan cukup akurat.
Apabila kita berdiri di dataran tinggi, kamu dapat melihat pemandangan di depan menuju cakrawala. Dengan memfokuskan mata kita, kemudian mengambil teropong favorit an menatap melalui objek yang kita suka, sejauh mata kita memandang (dengan bantuan lensa teropong) kita bisa melihatnya.
Semakin tinggi tempat kita maka semakin jauh kita akan dapat melihat. Biasanya, hal ini cenderung dihubungkan dengan hambatan di Bumi, seperti contohnya kita memiliki rumah atau pohon yang menghalangi penglihatan kita dari tanah.
Apabila kita mendaki ke atas maka kita akan memiliki pandangan yang lebih jelas, tetapi hal itu bukanlah alasan yang benar. Bahkan jika kamu memiliki tempat tinggi yang benar-benar jelas tanpa rintangan, kita tetap akan melihat lebih jauh dari ketinggian yang lebih tinggi.
Fenomena ini juga disebabkan oleh kelengkungan bumi dan tidak akan terjadi jika bumi itu datar:
Sudut pandang ketika bumi datar (Moriel Schottlender)
Sudut pandang ketika bumi bulat (Moriel Schottlender)
Jika kamu pernah melakukan perjalanan ke luar negeri, khususnya perjalanan yang waktu tempuhnya sangat panjang, kita bisa melihat dua fakta menarik tentang pesawat dan Bumi:
Pesawat dapat melakukan perjalanan dalam garis relatif lurus dalam waktu yang sangat lama dan tidak jatuh atau mentok keujungn. Mereka juga dapat mengelilingi Bumi tanpa berhenti.
Jika kamu melihat keluar jendela pada penerbangan trans-Atlantik, kamu akan dapat melihat lengkungan bumi di cakrawala. Pemandangan terbaik kelengkungan tersebut berada di Concorde, tetapi pesawat tersebut sudah tidak ada lagi. Saya tidak sabar melihat gambar-gambar dari pesawat baru oleh “Virgin Galactic” – cakrawala terlihat benar-benar melengkung, karena memang seperti itulah bentuk aslinya.
Bumi ini berbeda dari planet lain, hmm.. tentu saja hal ini sangatlah benar. Setelah berbagai penelitian dilakukan hanya bumi kitalah yang memiliki kehidupan sedangkan belum ada planet lain yang ditemukan memiliki kehidupan.
Namun, ada beberapa karakteristik yang sama yang dimiliki semua planet, dan cukup logis untuk mengasumsikan bahwa jika semua planet berperilaku dengan cara tertentu, atau menunjukkan karakteristik tertentu, maka planet kitapun juga kemungkinan memiliki sifat tersebut.
Agak sedikit rumit memang, tetapi bahasa sederhananya jika kita melihat 8 planet lain selain bumi berotasi dan berputar pada orbitnya mengililingi matahari maka bumi juga akan memilki karakter yang sama.
Dengan kata lain: Jika begitu banyak planet yang dibuat di lokasi yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda menunjukkan sifat yang sama, kemungkinan bahwa planet kita sendiri memiliki sifat yang sama juga. Semua pengamatan menunjukkan bahwa bentuk planet lain adalah bulat (spheric), dan kemungkinan begitu juga dengan planet kita.
Pada tahun 1610, Galileo Galilei mengamati satelit dari planet Jupiter yang berputar di sekitarnya. Dia menggambarkan satelit tersebut sebagai planet kecil yang mengorbit pada sebuah planet yang lebih besar – hal tersebut sangat bertentangan dengan apa yang telah dijelaskan oleh pihak gereja saat itu dimana seharusnya semua benda mengelilingi bumi. Pengamatan ini juga menunjukkan bahwa planet-planet (Jupiter, Neptunus, dan Venus yang kemudian diamati juga) semuanya bulat, dan semua berputar mengelilingi matahari pada orbitnya.
Pengetahuan tentang bumi datar apabila hal tersebut benar maka akan menjadi sangat luar biasa karena akan bertentangan dengan pengetahuan sekarang mengenai sifat dari planet dan bagaimana planet tersebut terbentuk. Ini tidak hanya akan mengubah segala sesuatu yang kita ketahui tentang pembentukan planet, tetapi juga tentang pembentukan bintang. Selain itu apa yang kita ketahui seperti kecepatan cahaya dan gerakan planet di luar angkasa (seperti orbit planet, dan efek gravitasi, dll) perlu diubah apabila bumi itu benar-benar datar.
Singkatnya, kita tidak hanya menduga bahwa planet kita adalah berbentuk bola, tetapi kita mengetahuinya! Bumi tidak datar!
Seandainya waktu di New York, saat ini adalah pukul 12:00. Matahari berada tepat diatas kita. Sedangkan di Beijing, itu sedang pukul 12:00, tengah malam, dan matahari tidak akan ditemukan disana. Matahari akan timbul dan terbenam pada waktu tertentu sesuai dengan negara masing-masing.
Zona waktu apabila bumi itu bulat (Moriel Schottlender)
Kita memiliki zona waktu karena ketika Matahari menerangi satu sisi bumi yang berbentuk bulat, sisi lainnya akan gelap.
Ini hanya bisa dijelaskan jika dunia bumi ini bulat dan berputar mengelilingi porosnya. Pada titik tertentu ketika matahari bersinar pada salah satu bagian dari Bumi, sisi yang berlawanan akan gelap. Hal tersebutlah yang membuat adanya perbedaan zona waktu antar negara.
Coba bayangkan apabila bumi itu datar, maka cahaya yang menyinari bumi akan tampak seperti lampu sorot yang ada di panggung. Karena seperti lampu sorot maka kita akan dapat melihat daerah yang disinari matahari dari daerah gelap. Apabila demikian tentu saja zona waktu tidak akan ada. Inilah salah satu fakta yang memperkuat bumi tidak datar.
Bumi itu bulat.
Matahari seperti lampu panggung bila bumi itu datar (Moriel Schottlender)
Ada fakta menarik tentang massa. Gaya tarik (gravitasi) antara dua benda tergantung pada massa dan jarak antara mereka. Gravitasi akan menarik segala sesuatu menuju pusat massa benda. Untuk menemukan pusat massa, kita harus memeriksa objek tersebut.
Tarikan gravitasi (Moriel Schottlender)
Pertimbangkan sebuah bola. Karena bola memiliki bentuk yang konsisten, tidak peduli di mana di atas permukaannya kita berdiri, kita akan memiliki massa yang sama. Kita berdiri di korea dan kita berdiri di Indonesia maka masa kita tetaplah sama. Hal ini dikarenakan pusat gravitasi ada ditengah bulatan bumi
Karena pusat gravitasi bumi ada di tengah bola maka dimanapun posisi kita dipermukaan bumi tersebut maka kita akan memiliki interaksi yang sama alias masa kita akan selalu sama.
Coba bayangkan apabila bumi itu datar. Dimanakah pusat gravitasinya?? Pasti ada pada suatu titik kan?? Tetapi apabila pada suatu titik dan kondisi bumi datar maka interaksi gravitasi pada suatu objek pada posisi yang berbeda akan berbeda-beda. Wal hasil apabila kita berbeda posisi maka masa kita akan berbeda pula. Lihat ilustrasi dibawah ini.
Apabila kita ingin mempelajari lebih lanjut tentang pusat massa dan distribusi massa silahkan klik di sini.
Dalam 60 tahun terakhir lomba eksplorasi ruang angkasa telah dimulai. Berbagai negara telah meluncurkan satelit, probe, dan orang-orang ke ruang angkasa.
Beberapa astronot sudah kembali, beberapa dari mereka masih melayang-layang diluar angkasa untuk mengemban tugas. Para astronot itu mengirimkan gambar-gambar menakjubkan ke kepada kita di Bumi. Dan di semua foto tersebut, bumi ternyata berbentuk bola.
Lengkungan bumi juga terlihat dalam banyak, banyak, banyak sekali foto astronot dari Stasiun Antariksa Internasional. Kamu dapat melihat contohnya dari Instagram ISS Komandan Scott Kelly di sini:
Foto dari satelit luar Angkasa (instagram Scott Kelly)
Satu alasan penting kenapa pemikiran bumi datar dipercayai oleh beberapa orang adalah karena mereka menerima informasi begitu saja dari referensi yang tidak terpercaya. Contohnya seperti video Youtube atau website dengan identitas yang tidak jelas dan isinya hanya memprovokasi dan menyebarkan teori konspirasi. Oleh karena itu, cara sederhana yang ke-11 untuk membuktikan bahwa bumi ini tidak datar adalah dengan membaca referensi yang terpercaya. Salah satunya adalah dengan membaca buku “Meluruskan Miskonsepsi Bumi Datar“oleh Saintif.
Meskipun begitu, ilmu pengetahuan dan teknologi masih akan terus-terus dan terus berkembang. Tidak ada yang namanya ilmu yang tetap bahkan yang dibilang ilmu pasti juga belum pasti, karena puncak ilmu pasti adalah teori relativitas yang bersifat tidak pasti. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita terus- terus belajar untuk memperbaiki pengetahuan kita.
Tentu saja untuk mempunyai argumen yang kuat harus didasari dengan riset, bukan hanya opini pribadi. Sifat objektif dan kedewasaan diri juga sangat penting untuk ilmu pengetahuan. Memberi tahu orang lain tanpa adanya perdebatan, memberi cahaya tanpa membakarnya tentu saja akan jauh lebih baik. Semoga bermanfaat.