Kali ini kita akan mengulas beberapa macam cara menjadi mahasiswa yang aktif di kelas perkuliahan perguruan tinggi. Mahasiswa yang aktif di kelas perkuliahan memiliki peluang yang tinggi dalam menggapai kesuksesan di bidang akademik. Perkuliahan klasikal dengan dosen sebagai pembicara tunggal di depan kelas serta sesi presentasi oleh mahasiswa sampai saat ini masih menjadi salah satu metode pembelajaran yang banyak dipakai di perguruan tinggi. Dengan menjadi mahasiswa yang aktif di kelas akan memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa.
Mahasiswa yang aktif di kelas akan semakin optimal daya serapnya terhadap topik materi yang dikuliahkan. Dosen pengampu matakuliah juga akan memberikan poin nilai kektifan yang tinggi bagi mahasiswa yang aktif di kelas. Selain itu mahasiswa yang aktif di kelas juga akan meningkatkan peluang untuk dikenal dosen atau profesor, sehingga juga akan meningkatkan kemungkinan ditawarkannya kepada mahasiswa tersebut topik-topik penelitian yang merupakan bagian dari proyek besar penelitian dosen. Itu artinya penelitian tersebut juga tercakup dalam grant proyek penelitian dosen sehingga biaya-biaya penelitian juga ditanggung oleh proyek dosen tersebut. Demikianlah secara umum sekilas beberapa manfaat bila menjadi mahasiswa yang aktif di kelas perkuliahan.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini akan dibahas bagaimana caranya supaya menjadi mahasiswa yang aktif di kelas perkuliahan versi, selamat menyimak.
1. Tingkatkan Rasa Cinta Terhadap Topik Perkuliahan
Pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang tak sayang maka tak cinta”, begitu pula dengan topik-topik perkuliahan yang bila kita tidak kenal maka kita tidak akan menyayangi dan mencintai topik perkuliahan yang sedang berlangsung di kelas. Cinta terhadap topik perkuliahan ini hukumnya wajib. Bila seorang mahasiswa tidak mencintai topik-topik perkuliahan maka bisa jadi mahasiswa tersebut hanya menjadi zombie yang berkeliaran di ruang-ruang kelas di kampus. Berawal dari benih-benih cinta yang mulai bersemi sejak awal perkuliahan itulah yang menyebabkan timbulnya seorang mahasiswa menjadi aktif di kelas.
Karena cinta itu memang sangat indah sehingga mampu membuat siapapn yang dihinggapinya menjadi penuh semangat dalam menapaki lika-liku jalan kehidupan ini. Karena rasa cinta yang begitu tinggi maka membaca buku teks perkuliahan yang tebal-tebal bukanlah suatu halangan yang berarti. Mengerjakan tugas-tugas kuliah yang menumpuk juga bukan sesuatu yang memberatkan, malah merupakan kegiatan yang membuat bahagia penuh suka cita.
2. Bakar dan Tingkatkan Semangat Belajar Hingga Panas Membara
Apabila seorang mahasiswa sudah resmi menjadi bagian dari suatu civitas akademika maka sudah selayaknyalah dia harus mengobarkan semangat belajarnya. Ibaratnya adalah seorang mahasiswa sudah sampai pada suatu pulau dan perahu-perahu sudah dibakar semuanya sehingga tidak mungkin lagi untuk pulang kembali dan lari dari medan pertempuran. Mahasiswa tersebut hanya memiliki satu pilihan, yaitu terus maju pantang mundur terus berjuang hingga lulus dengan prestasi tinggi.
Tidak ada cara lain selain berjuang mati-matian dengan semangat belajar yang menggebu-gebu penuh antusias dan aktif di kelas. Namun, jangan khawatir meskipun perahu-perahu itu tadi sudah dibakar, karena kabar gembiranya adalah sudah membuat panduan untuk menggapai kesuksesan dan berprestasi di perguruan tinggi yang tertuang dalam artikel-artikel yang berkaitan dengan tips menjalani kehidupan akademik di perguruan tinggi.
3. Tingkatkan Rasa Ingin Tahu yang Tinggi Dan Perkuat Kemampuan Belajar Secara Mandiri
Rasa ingin tahu merupakan modal awal yang sangat berharga di dunia ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah rasa ingin tahu yang tinggi adalah semacam bahan bakar yang harus selalu ada pada jiwa seluruh insan akademis yang setiap harinya berkecimpung dengan berbagai hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya sejak masih anak-anak rasa ingin tahu manusia begitu bergejolak dan menggelegak, namun di tengah perjalanan kehidupan rasa ingin tahu yang tinggi itu tadi perlahan-lahan menurun.
Maka beruntunglah bagi siapa saja yang rasa ingin tahunya masih tetap berkobar-kobar sampai kapanpun. Rasa ingin tahu yang tinggi akan menyebabkan seorang mahasiswa tidak pernah bosan-bosan terus menggali dan mempelajari materi-materi topik perkuliahan hingga hasilnya akhirnya adalah akan aktif di kelas. Dengan demikian menjadi mahasiswa yang aktif di kelas bukan lagi menjadi suatu yang susah. Ini terjadi karena aktif di kelas merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari proses pembacaan materi-materi topik perkuliahan secara mandiri. Aktif di kelas merupakan semacam saluran kelanjutan dari proses mempelajari materi topik perkuliahan.
Contohnya adalah seperti ini, seorang mahasiswa yang memiliki rasa ingin tahu tinggi maka sejak awal perkuliahan saat dosen memberikan silabus jadwal materi perkuliahan, mahasiswa tersebut akan begitu antusiasnya dalam menelusuri silabus tersebut secara seksama. Sejak saat itulah mahasiswa tersebut akan mencari sendiri secara mandiri berbagai macam sumber-sumber yang membahas materi pekuliahan tersebut. Apalagi saat ini dengan adanya internet akan sangat memudahkan dalam melacak dan mencari materi-materi yang berkaitan dengan yang tercantum dalam rencana topik perkuliahan yang baru saja dibagikan tersebut.
Maka mulailah mahasiswa itu tadi membaca text book, paper jurnal ilmiah, artikel popular, dan berbagai macam dokumen lainnya yang berhasil dia kumpulkan. Dari sinilah mahasiswa tersebut membangun informasi awal. Nantinya akan ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang mungkin belum berhasil terjawab dari proses belajar mandirinya itu tadi. Oleh karena itulah pertanyaan-pertanyaan itulah yang nantinya akan ditanyakan saat hari H perkuliahan sesuai jadwal perkuliahan yang telah dibagikan di awal kuliah.
Di sinilah letak menariknya, dosen atau profesor yang akan memberikan materi perkuliahan di depan kelas nantinya juga akan diuji kesiapannya dalam menyampaikan materi tersebut. Dosen atau profesor tersebut harus siap bila ditanya berbagai macam pertanyaan oleh mahasiswa yang aktif di kelas. Apabila dosen tidak mempersiapkan dengan baik atau kurang menguasai topik perkuliahan yang dia sampaikan, maka dosen tersebut harus siap-siap menerima pertanyaan bertubi-tubi dari mahasiswa yang aktif di kelas yang cukup kritis. Oleh karena itulah sebetulnya memang diperlukan keaktivan baik itu dari mahasiswa maupun dari dosen pengampu mata kuliah. Apabila kedua-duanya mempersiapkan dengan baik sebelum masuk ke ruang kelas, maka kelas akan begitu seru dan penuh dengan diskusi menarik berkaitan dengan topik perkuliahan.
4. Jadikan Topik Perkuliahan Menjadi Menarik
Terkadang disadari maupun tidak ada mata kuliah tertentu yang membosankan sehingga terkadang membuat jadi malas masuk kelas kuliah. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi di antaranya yaitu memang mahasiswa itu tadi tidak menyukai topik perkuliahan tersebut atau perkuliahan yang membosankan karena dosen yang menyampaikan perkuliahan kurang bisa membawa suasana sehingga perkuliahan menjadi garing.
Bila yang terjadi seperti itu tadi maka diperlukan inisiatif dari mahasiswa sendiri untuk membuat kuliah tersebut menjadi menarik. Salah satu caranya misalnya adalah dengan mencari sendiri atau menanyakan kepada dosen pada saat sesi tanya jawab berkaitan dengan apa yang bisa dilakukan dengn materi yang sedang disampaikan dosen di kelas. Dengan mengetahui manfaat atau apa yang bisa dilakukan dengan topik perkuliahan maka akan membuat perkuliahan menjadi menarik lagi dan menumbuhkan semangat untuk mempelajarinya.
Apabila topik perkuliahan sudah menjadi menarik maka dengan sendirinya dan secara otomatis mahasiswa akan menjadi aktif di kelas dan keaktifannya itu tumbuhan sendiri dari lubuk hatinya yang paling dalam. Karena apapun itu bila keluar dari hati maka hasilnya akan teramat sangat dahsyat efek dan akibat yang akan terjadi. Apabila sudah tersentuh hatinya maka semuanya akan menjadi indah.
5. Memperbanyak Membaca
Semakin banyak dan luas sumber bacaan yang dibaca maka akan semakin memperluas cakrawala wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Demikian pula halnya seorang mahasiswa sangat perlu dan bahkan hukumnya wajib untuk membaca. Setidaknya mahasiswa membaca hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya di perguruan tinggi. Jadi seorang mahasiswa adalah sangat wajar bila waktu kesehariannya dihabiskan untuk membaca buku teks perkuliahan, scientific journal papers, monograf, makalah, dan berbagai macam jenis tulisan ilmiah lainnya.
Justru akan sangat aneh apabila seorang mahasiswa alergi atau malas membaca jurnal ilmiah dan jenis-jenis tulisan ilmiah lainnya. Karena dari menggali dengan membaca secara kritis berbagai macam jenis karya ilmiah itulah yang akan meningkatkan kapasitas kepakaran sang mahasiswa nantinya. Oleh karena itu hukumnya wajib bagi seorang mahasiswa untuk membaca.
Selain membaca bacaan ilmiah yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang resmi dipelajari di kampus perguruan tinggi, maka selayaknyalah mahasiswa juga membaca bacaan-bacaan lainnya untuk memperluas cakrawala wawasan serta melatih untuk berfikir secara “out of the box”. Untuk hal-hal tertentu terkadang membutuhkan pendekatan multi disiplin untuk membahas dan mencari solusi jalan keluar suatu permasalahan. Sehingga pada titik inilah relevansi membaca berbagai macam teks bacaan di luar disiplin ilmu yang dipelajari di jurusan perguruan tinggi. Dengan semakin luasnya wawasan seorang mahasiswa maka juga akan membuat dia menjadi semakin aktif di kelas.
Memperbanyak membaca ini juga bisa berarti dalam arti yang lebih luas, yaitu membaca situasi. Awal dari membaca situasi ini adalah dengan mengamati keadaan di sekitar baik itu dalam lingkup lokal, regional, nasional dan internasional. Berawal dari mengamati, kemudian data dari pengamatan tersebut “dibaca” dan dianalisis sehingga didapatkan sintesis dari data yang ada. Hasil sintesis inilah yang akan memperluas spektrum jangkauan cakrawala pengetahuan dan tindakan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Jadi, menjadi mahasiswa yang aktif itu tidak boleh apatis dan hanya memikirkan dirinya sendiri, namun harus berpikir secara luas dan komprehensif.
6. Latih, Asah dan Tingkatkan Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu faktor penentu yang juga berpengaruh dalam berbagai macam cara menjadi mahasiswa yang aktif di kelas. Percaya diri akan terbangkitkan dari dalam diri seseorang dengan adanya rasa yakin terhadap kemampuan tertentu pada diri orang tersebut. Jadi secara umum percaya diri berhubungan dengan seberapa besar rasa yakin orang tersebut terhadap kemampuan tertentu yang dimilikinya
Rasa tahu dan yakin mampu melakukan sesuatu inilah yang memperkuat rasa percaya diri pada diri semua orang begitu juga pada diri seorang mahasiswa. Dari uraian tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat banyak bagian yang mempengaruhi tingkat percaya diri seorang mahasiswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat percaya diri seorang mahasiswa di antaranya secara umum yaitu penguasaan terhadap materi perkuliahan, karakter pribadi, dan tingkat penguasaan keterampilan intrapersonal dan ekstrapersonal.
Pada bidang apapun penguasaan secara mendalam terhadap materi-materi yang berkaitan dengannya akan membuat orang tersebut menjadi percaya diri dalam segala bidang yang berkaitan dengannya. Begitu juga dengan seorang mahasiswa yang ingin meningkatkan rasa percaya diri pada jiwanya maka sudah selayaknyalah dia mempelajari semaksimal dan seoptimal mungkin pada materi-materi perkuliahan.
Apabila sudah mempelajari materi perkuliahan semaksimal mungkin maka kemudian akan muncul rasa faham terhadap materi perkuliahan sehingga akan memunculkan rasa keberanian untuk menyampaikan ulang materi perkuliahan tersebut kepada orang lain baik itu melalui acara presentasi, acara ujian baik itu berupa ujian tertulis berupa UTS, UAS, maupun juga Ujian lisan, ataupun juga ujian seminar dan juga ujian komprehensif mempertahankan tugas akhir sebagai penentu kelulusan dari perguruan tinggi.
Karakter masing-masing pribadi mahasiswa juga mewarnai tingkat kepercayaandirian seorang mahasiswa. Apabila karakter pribadi mahasiswa tersebut pemberani tangguh dan tidak mudah menyerah. Maka akan semakin mengoptimalkan tingkat rasa percaya diri mahasiswa tersebut. Kabar baiknya adalah bahwa karakter pribadi ini bisa diperbaiki, dilatih dan diarahkan menjadi karakter yang lebih berkualitas dan menjadi lebih percaya diri. Karena bisa jadi seseorang tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang kurang tepat untuk menunjang berkembangnya karakter pribadi yang berkualitas. Namun bila orang tersebut kemudian dalam perjalanan hidupnya menemukan percerahan-pencerahan melalui pengalaman-pengalaman tertentu pada kehidupannya, maka karakter pribadi orang tersebut juga bisa berubah.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa tingkat kepercayadirian seseorang juga dipengaruhi oleh tingkat penguasaannya terhadap keterampilan intrapersonal dan ekstrapersonal. Keterampilan intrapersonal berhubungan langsung terhadap manajemen diri masing-masing orang. Keterampilan intrapersonal adalah keterampilan seseorang dalam menghadapi dan berinteraksi/berhubungan dengan dirinya sendiri. Sedangkan keterampilan ekstrapersonal adalah keterampilan seseorang dalam menghadapi, berinteraksi/berhubungan dengan orang lain.
7. Melatih dan Meningkatkan Level Kekritisan
Salah satu cara menjadi mahasiswa yang aktif di kelas adalah dengan menjadi mahasiswa yang kritis. Sifat mahasiswa yang kritis sangat mendukung kesuksesan akademis pada perjalanan belajarnya di perguruan tinggi. Seorang mahasiswa yang kritis akan lebih bisa aktif di kelas daripada mahasiswa yang biasa-biasa saja. Sifat kritis ini bisa dilatih dan dikembangkan serta ditingkatkan, karena pada dasarnya sifat kritis ini adalah konsekuensi dari kebiasaan berfikir secara mendalam dan kreatif terhadap suatu topik.
Oleh karena itulah mahasiswa yang kritis berarti mahasiswa tersebut berfikir. Untuk menyampaikan suatu kritik pada suatu topik tertentu maka mahasiswa tersebut perlu mempelajari hingga akhirnya mengetahui dan menguasai seluk beluk topik tersebut secara mendalam. Apabila sudah seperti itu maka mudah saja bagi mahasiswa tersebut untuk mengkritisi suatu hal yang memang sudah dia kuasai setelah dia belajar rajin. Karena tahu secara mendalam maka selain memberikan kritik maka mahasiswa tersebut juga selayaknya bisa memberikan saran dan masukan yang membangun.
8. Meningkatkan Inisiatif untuk Memulai
Untuk menjadi mahasiswa yang aktif di kelas itu juga diperlukan sifat proaktif dan memiliki inisiatif untuk memulai, meskipun tanpa ada suatu perintah misalnya dari dosen. Misalnya adalah berinisiatif untuk bertanya tanpa ragu-ragu dan canggung bila ada yang belum dipahami dari apa yang disampaikan oleh dosen di depan kelas. Selain itu juga pada sesi presentasi juga harus siap bila menjadi moderator yang memandu jalannya presentasi dan juga memandu jalannya sesi diskusi tanya jawab. Apabila menjadi peserta audiens maka juga berusaha untuk berinisiatif proaktif untuk bertanya, atau menyampaikan pendapat maupun juga memberikan kritikan, masukan, dan saran bagi presenter.
9. Meningkatkan Kemampuan Fokus pada Materi yang Disampaikan Dosen di Kelas
Pada era saat ini yang penuh dengan distruction (pengganggu fokus) maka akan menjadi tantangan tersendiri untuk bisa fokus pada satu hal. Begitupun saat mahasiswa berada di dalam ruang kuliah maka ada kemungkinan untuk tergoda mengecek timeline atau up date terbaru sosial media yang dia ikut. Atau bisa juga mehasiswa tersebut tergoda untuk chatting secara on line. Oleh karena itu perlu menonaktifkan telepon seluler saat perkuliahan berlangsung sehingga tidak ada gangguan godaan on line saat perkuliahan sedang berlangsung.
10. Aktif di Organisasi Mahasiswa
Aktif di organisasi mahasiswa juga akan menjadi cara menjadi mahasiswa yang aktif di kelas. Hal ini karena di organisasi itu akan dilatih secara langsung untuk berkomunikasi dengan sesama anggota organisasi maupun orang di luar organisasi juga mengajarkan dan melatih anggotanya untuk bisa berbicara di depan forum sehingga seorang mahasiswa tidak malu-malu atau canggung berbicara di depan forum. Selain itu organisasi juga akan memberikan panggung untuk mengasah dan melatih keterampilan intrapersonal dan keterampilan ekstrapersonal mahasiswa. Demikianlah alasan mengapa aktif di organisasi mahasiswa itu akan mengoptimalkan performa mahasiwa termasuk menjadi aktif di kelas.