Elang bondol dan buah Salak Condet adalah maskot Jakarta. Bahkan, gambar elang bondol yang sedang mencekeram 3 buah salak condet juga dipakai sebagai brand logo Transjakarta.
Berbicara tentang Salak Condet, dari namanya, buah ini berasal dari kawasan Condet, Jakarta Timur. Namun, kini keberadaan salak condet terbilang langka.
Pada puncak kejayaannya tahun 1970-an, produksi Salak Condet mencapai 285,7 ton dari dua kali masa panen terutama di bulan Desember. Panen sebesar itu didapat dari 1.656.600 rumpun pohon salak yang tumbuh di atas lahan seluas total 300 hektare.
Baca juga: Upaya-upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Buah warna cokelat dengan kulit bersisik serta sedikit duri tipis dijual penduduk ke sentra buah Pasar Minggu yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari Condet. Buah-buahan itu dibawa melewati aliran Sungai Ciliwung dengan perahu dari bambu.
Salak condet saat ini tidak bisa ditemui di pasar-pasar Jakarta. Akan tetapi, salak condet masih bisa ditemui di Cagar Buah Condet, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Perlu diketahui ada 3.000 pohon Salak Condet yang ditanam di Cagar Buah Condet itu. Pohon baru bisa berbuah setelah 4-5 tahun ditanam dengan proses persemaian memakan waktu lima bulan.
Di antara ribuah pohon itu hanya sekitar 200 pohon yang aktif dengan hasil panen tak mencapai 200 kg. Sebagian hasil panen dibagikan ke masyarakat sekitar dan sebagian dijual di pinggir jalan.
Saat ini Cagar Buah Condet sedang terancam banjir yang kerap menerjang. Seperti pada tahun 2018 di mana banjir bandang merendam mayoritas pohon yang menyebabkan busuk.
Upaya pelestarian terus dilakukan untuk menyelamatkan varietas Salak Condet dengan pengembangbiakkan sistem cangkok. Semoga segala upaya pelestarian ini bisa membatu memperthankan kelestarian Salak Condet yah otakerz.