Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang berasal dari sekitar Nepal dan India. Saat ini tanaman kelor telah tersebar secara luas di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Masyarakat Indonesia mengenal tanaman ini cukup lama karena memiliki banyak manfaat, salah satunya berkhasiat untuk kesehatan. Khasiat daun kelor disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam daunnya yang berbentuk bulat telur.
Kandungan vitamin C di dalam daun kelor lebih banyak 7 kali dari buah jeruk. Selain itu, daun kelor juga mengandung vitamin A, kalsium, dan protein. Seluruh kandungan tersebut terbilang cukup tinggi sehingga membuat tanaman ini berpotensial dijadikan sumber pangan nabati dengan kandungan gizi tinggi.
Khasiat daun kelor bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi yang masih sering terjadi di Indonesia. Kandungan mineral, protein, dan berbagai vitamin C dengan asam aminonya tinggi bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang ideal.
Tidak hanya bagian daun yang berkhasiat untuk kesehatan. Bagian batang, akar, dan biji tanaman juga sering digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai obat herbal. Kulit akar kelor dimanfaatkan sebagai obat luar untuk mengatasi penyakit biri-biri dan sejenisnya.
Air rebusan akar kelor bisa digunakan untuk menyembuhkan rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, dan obat gonorhea. Akar kelor juga sering digunakan sebagai obat malaria, mengurangi rasa sakit, dan menurunkan tekanan darah.
Biji kelor yang sudah tua digunakan sebagai stimulans, stomachikum, carminativum, dan diuretikum. Sejak awal 1980-an, biji kelor digunakan untuk menjernihkan air di permukaan seperti kolam, sungai, ataupun danau.
Selain bermanfaat untuk kesehatan, tanaman kelor juga bisa digunakan untuk penghijauan, menahan longsor, terasering, dan konservasi tanah. Hal ini disebabkan oleh sistem perakaran kelor yang cukup rapat. Dengan begitu, akar mampu mengikat air ketika musim hujan dan bisa menjadi tabungan air pada musim kemarau untuk tanaman yang tumbuh di sekitarnya seperti padi, jagung, dan sorgum.