Humas, Probolinggo – Matahari pagi itu bersinar cerah di Kota Probolinggo, menyambut para orang tua yang mengantar anak-anak mereka ke sekolah dengan semangat. Di SDN Sukabumi 2 Kota Probolinggo, suasana penuh keceriaan karena hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sedang berlangsung, Selasa, 16 Juli 2024.
Tujuan MPLS adalah untuk memperkenalkan peserta didik baru terhadap lingkungan sekolah, termasuk sarana dan prasarana seperti UKS, perpustakaan, kantin, toilet, ruang guru, ruang kepala sekolah, serta memperkenalkan mereka kepada kakak tingkatnya. Riana, Kepala SDN Sukabumi 2 Kota Probolinggo, menjelaskan bahwa pada hari pertama, selain memperkenalkan sarana prasarana, para peserta didik baru juga diajak berkunjung ke kelas kakak tingkat mereka, mulai dari kelas 2 hingga kelas 6.
"Tujuannya untuk meninjau bahwa nanti setelah kelas satu, mereka akan berganti kelas ke kelas yang lebih tinggi. Kami juga memperkenalkan mereka ke semua lingkungan sekolah yang ada, agar siswa siswi baru bisa beradaptasi di sekolah dan mengenal lingkungannya dengan baik," kata Riana saat diwawancarai oleh tim Humas SDN Sukabumi 2 Kota Probolinggo.
Kegiatan lainnya selama MPLS di SDN Sukabumi 2 Kota Probolinggo meliputi perkenalan diri dengan guru maupun teman sekelas, dan bermain sambil belajar. Agar anak tidak bosan, terkadang guru pun membawa murid belajar di luar kelas. "Biasanya permainan yang dilakukan ada hubungannya dengan numerasi, di mana mereka akan berpasangan dengan temannya dan belajar menghitung sambil bermain," imbuh Riana.
Hingga hari kedua, MPLS berjalan lancar dan baik. Anak-anak terlihat bahagia dan antusias, menandakan mereka merasa nyaman dan aman untuk pergi ke sekolah. Riana menyampaikan bahwa guru yang terpilih mengajar kelas satu adalah yang sudah memiliki pengalaman mengajar kelas satu selama empat tahun, dan ia mempercayakan sepenuhnya kepada guru-guru tersebut.
"Saya percaya kepada guru-guru kelas satu di sekolah ini, mereka memiliki kinerja yang baik dan kesabaran yang luar biasa. Saya juga percaya mereka bisa mengayomi dan memimpin anak-anak kelas satu," ujarnya dengan bangga.
Selama masa MPLS, tidak ada kendala signifikan yang dihadapi. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang memiliki kendala pada orang tua murid, tahun ini tantangan lebih kepada kondisi murid. Masih ada peserta didik yang menangis dan tidak mau masuk kelas jika tidak bersama orang tuanya.
"Itu tentu saja menjadi salah satu tantangan bagi kami. Guru pun harus berusaha keras untuk membujuk, mengajak bermain, memberikan permainan sehingga si anak akhirnya mau lepas dari pandangan orang tuanya," pungkas Riana.
Senada dengan Riana, Dimyatin, Guru Kelas 1 B SDN Sukabumi 2 Kota Probolinggo, mengatakan hal serupa. Tidak ada kendala signifikan, hanya menghadapi anak-anak yang masih belum mau terpisah dari orang tuanya. Sebagai guru kelas satu, itu adalah tanggung jawabnya untuk membujuk dan mengajak murid agar mau masuk dan berbaur dengan teman-temannya di dalam kelas.
"Di hari pertama MPLS ada siswa yang susah beradaptasi, ada anak yang menangis dan tidak mau pisah dari ayahnya. Mungkin karena baru hari pertama. Saya kemudian melakukan pendekatan dengan mengajak mereka mengobrol, menanyakan kabar mereka, aktivitasnya, dan mengajak bermain sehingga mereka mau berbaur dengan teman-temannya," terang Dimyatin.
Ia menjelaskan, peran guru kelas satu terutama di masa MPLS ini adalah untuk mendampingi dan membimbing peserta didik baru agar mereka bisa beradaptasi di sekolah. Hal pertama yang dilakukan oleh Dimyatin adalah melakukan pendekatan kepada anak-anak dengan menyambut mereka dengan ramah dan antusias serta menggunakan tutur kata yang lembut.
"Saya berusaha membuat anak-anak nyaman agar mereka senang datang ke sekolah. Saya ingin mereka datang ke sekolah dengan perasaan bahagia, tidak merasa terbebani, dan merasa aman," ujarnya.
Hingga hari kedua, Dimyatin melaporkan bahwa anak-anak semakin semangat dan antusias untuk datang ke sekolah. Terlihat dari raut wajah mereka yang ceria dan penuh suka cita ketika menyambut gurunya. Bahkan dengan antusias mereka menyapa dan memeluk gurunya.
"Di dalam kelas pun kita tidak langsung belajar, tetapi saya melakukan ice breaking sebelum kegiatan agar suasana kelas menjadi hangat dan ramai, supaya anak-anak bersemangat," kata Dimyatin.
Dalam kesempatan yang sama, Yustianingsih, orang tua dari Muhammad Difki Maulana, menuturkan bahwa MPLS yang dilaksanakan di SDN Sukabumi 2 Kota Probolinggo berjalan baik. Ia sangat senang melihat suasana sekolah yang nyaman dan aman untuk murid, dengan kantin yang dekat dari halaman sekolah, lapangan yang bagus dan luas, serta lingkungan yang bersih.
"Jadi cukup bagus untuk kesehatan anak-anak, selain itu gurunya ramah-ramah. Selama dua hari ini saya melihat anak saya mulai berbaur di kelas. Pada hari pertama anak saya tidak mau lepas dari saya. Belum lagi drama susah bangun pagi karena siklus tidur saat libur masih terbawa. Tapi setelah hari kedua dia sudah mulai bangun sendiri, bangun pagi, mengajak ke sekolah penuh semangat mungkin karena sudah bertemu teman-teman baru," ujarnya.
Yustianingsih juga menilai komunikasi antara guru dan orang tua cukup baik. "Kami ada grup WhatsApp wali murid jadi wali murid mendapat informasi dengan cepat dari guru. Jika ada informasi terkait apapun, pihak sekolah sangat cepat menginformasikannya di grup WhatsApp jadi sangat memudahkan," tutupnya. (Abz)
#disdikbudkotaprob #gasprocetarperkasa #penterbenalim #mplskotaprob #pemkotprobolinggo #sdnsukabumi2 #sekolahpenggerak #sekolahadiwiyatamandiri #sekolahramahanak #sekolahjuara #jujurunggulagamisrajinamanah